Apa saya marah? Sama sekali tidak. Saya terdiam dengan muka kaku, hanya untuk menahan supaya air mata tidak menitik. Dan pertahanan jebol akhirnya, di mobil menuju rumah. Apa sudah selesai? Belum! Setelahnya pun, saya masih mendapat wejangan dari pembully agar tidak mudah marah. WUIH! Kenapa tidak berpikir terbalik? Pikirkan, apa yang telah dibuat sehingga orang lain terdiam dan sedih.
Entah apa yang menyebabkan bully masih dikaitkan dengan cara untuk menghidupkan suasana. Apa mereka kurang piknik dan kurang kreasi sehingga tidak punya cara lain yang tidak menyakiti orang lain? Apa suasana hidup dengan membully? Suasana hidup untuk siapa?
Kejadian ini akhirnya saya tuliskan di sini untuk mengingatkan diri sendiri. Tidak ada nilai positif pada bullying, terlebih pada obyek bully.
Gambar dan tulisan: benar-benar tapi tidak berhubungan :D |
bullying ada di mana-mana ya, mba. self defense perlu juga buat pertahanan diri. :)
ReplyDeleteIde bagus. Trims yak :)
Delete