Sunday, January 10, 2021

Ketoprak Yess Mang Ikin

         Entah sejak kapan saya mulai suka ketoprak. Makanan ini terdiri dari potongan ketupak, tahu goreng, bihun dan irisan timun yang dicampur dengan bumbu kacang beraroma bawang putih. Dulu saya biasa makan ketoprak di pelataran TIM bersama Lily, setelah melihat pameran lukisan Basoeki Abdullah. 

        Nah, ketoprak datang lagi di sekitar lima tahun belakangan ini. Mulanya, ada rombongan penjual ketoprak yang menyewa rumah, tidak jauh dari rumah saya. Mereka berjualan ketoprak di pasar, meumpang di depan kios beras setiap pagi sampai siang hari. 

 


       Ada yang berbeda dengan ketoprak mereka. Bumbu kacang yang mereka gunakan menyebar aroma lezat dan komposisi bawang putih juga tidak berlebihan. dalam waktu sebentar saja, pembeli ketoprak mereka bertambah. Ada yang makan di tempat, tetapi lebih banyak yang membeli bungkus. Setiap hari Sabtu dan Minggu, pembeli jauh lebih banyak dari hari-hari lainnya. Kalau datang sekitar jam tujuh pagi, pembeli harus siap-siap saja menunggu sampai satu jam. Begitulah keadaannya. Antre, meskipun sudah ada tiga orang yang bertugas membuat ketoprak.

        Kini mereka sudah menempati kios yang lebih layak di dekat tempat semula. Oh, iya, mereka biasa tutup setiap akhir dan awal tahun.

Saturday, January 9, 2021

Bagai Adonan

        Pagi itu semangat akan bertemu Utami di seputaran Menteng. Rencana, tinggal rencana. Menjelang jam bertemu, ada pekerjaan yang musti tuntas dan mendapat kabar tentang demo di jalan menuju lokasi. Jadilah jadwal bertemu molor dari yang seharusnya.

        Utami sudah menunggu, duduk rapi di dekat manekin. Iyalah, kita janjian bertemu di satu pertokoan peninggalan zaman Soekarno. Eits, tapi itu hanya point singkat. 

       Lanjut ke tempat makan di sekitaran situ, dan mulailah cerita tentang aktivitasnya yang bejibun. Mulai mengurusi segala pembuatan kain tradisional di daerahnya sampai penjualan. Cerita tentang bahan pewarna alami mengingatkanku pada kain ecoprint yang belum juga selesai. Tapi ceritanya menambah semangat untuk meneruskan ecoprint dengan pewarnaan alami. Alami, Na. Proses yang lama, tetapi meninggalkan jejak kebaikan untuk bumi, ckckck.

        Mumpung di sekitaran, saya tidak melewatkan mampir ke tempat es krim enak. Banyak perubahan layout, tapi tetap saja lokasi ini tampak nyaman dan bikin kangen. Cerita pun berlanjut dengan urusan tulis-menulis. Ceritanya seputaran kegiatan fotografi juga memberi inspirasi. 

        Ah, senangnya bertemu dengan teman-teman. Hmm, kapan ya terakhir kali bertemu dengan teman-teman yang hadir secara fisik?

        Eh, tulisan ini kok jadi campur aduk bagai adonan?