Tuesday, March 29, 2016

YANG SERU DI MAKASSAR (4): PALLU BASA SERIGALA

Sejak dari Soetta, kami sudah merencanakan makan di tempat ini. Kami semua belum pernah makan di sini dan tahu tempat ini hanya berdasarkan info di internet. Malam kedua, terjadilah hari penentuan itu. Kami dijemput dan diantarkan ke Pallubasa Serigala. Eh, dibayarin pulak :D

Satu teman memastikan bahwa ini bukan daging serigala, mengingat namanya yang pakai nama hewan itu. Mungkin tempat ini dinamakan Pallubasa Serigala karena terletak di Jalan Serigala,  suatu daerah di Makassar yang nama-nama jalannya menggunakan nama hewan. Kuliner lainnya yang terkenal di sekitaran sini, Coto Makssar Jalan Gagak, disebut juga Coto Gagak.



Baru di ujung jalan, kami sudah melihat deretan mobil yang diparkir di kiri dan kanan jalan. Ini jadi pertanda tempat makan yang dituju tidak jauh dari kerumunan mobil itu. 

Areal makan cukup luas, dengan meja dan kursi yang terbuat dari kayu. D sebelah belakang ada gerobak tempak juru masak menyiapkan pesanan.




  
Pelayan yang menghampiri meja kami tidak menunjukkan menu, tapi langsung menanyakan pesanan. Untungnya ada teman yang penduduk Makassar dan hapal dengan menu yang ada. Mereka membantu memesankan. Saran mereka pallubasa pakai telur. Kami mah patuh. 

Pesanan datang cepat. Ternyata telur yang dimaksud adalah kuning telur mentah yang dimasukkan ke dalam mangkuk berisi kuah panas. Kuning telur itu mulai sedikit mengeras. Lagi-lagi sang teman menyarankan agar kami mengaduk telur dengan kuah agar tercampur rata. Kamu mah patuh lagi. 


Setelah dikucuri air jeruk nipis, sambal dan sedikit kecap, kuah sup mulai diseruput. Wow, gurih sekali. Serundeng dan air rebusan daging pastinya yang membuat kuah ini menjadi sangat gurih. Air jeruk nipis menambah kesegaran rasa. Jempol.

Dalam waktu sekejap, hidangan ini tamat. Pantas saja cepat selesainya, mangkuknya terlalu imut untuk ukuran sup enak seperti ini.

Kapan ya ke sini lagi?






DONGENG KEJUJURAN & PEKERTI

Pekerti, apa sih itu? Berdasarkan kamus, pekerti diartikan sebagai perangai, tabiat. Tentunya dalam hal pendidikan yang diharapkan tumbuh adalah perangai yang baik.









Banyak cara-cara menyenangkan yang dapat digunakan untuk menumbuhkan perangai baik pada anak-anak, seperti cerita. Lalu, mulailah dari hal-hal yang dekat dengan mereka, seperti hobi.

Buku Dongeng Kejujuran & Pekerti ini berisi empat dongeng. Setiap dongeng menceritakan kejadian yang biasa anak-anak alami, seperti bermain bersama teman dan pergi ke warung. Kejadian-kejadian dalam cerita ini meninggalkan kesan pada anak-anak mengenai yang harus mereka lakukan.


Penerbit Tiga Ananda (imprint Tiga Serangkai)
Editor: D. Kurniawan
Desain sampul & isi: Rendra T. Hartanto
Penata letak: Diyantomo
Terbit: 2016

Monday, March 28, 2016

YANG SERU DI MAKASSAR (3): ES PALLU BUTUNG

Sejak di Jakarta, saya sudah membayangkan makan es pisang ijo yang 'sungguhan'. Tidak seperti es pisang ijo yang sering saya temui di sini. Tapi hingga kembali ke Jakarta, kesempatan untuk makan es pisang ijo nihil. 

Suatu siang, setelah menghadapi 4 kandidat, saya mendapat hidangan es pallubutung. Sungguh tak terduga. Es ini bagai cipratan air di seonggok caramel panas, langsung ngesss. Terlebih karena 4 kandidat yang dihadapi sebelumnya memerlukan pendekatan yang berbeda, walau belum harus jungkir balik. 



Ini baru kenalan pertama dan langsung menyukainya, tampilan dan rasanya.  Es ini dihidangkan pihak hotel, lengkap dengan pemanis tampilan, berupa dua iris daun pandan dan buah cherry. Es batu yang diletakkan terpisah membuat minuman ini tidak terlalu dingin. Agak sulit mendeskripsikan rasanya, seperti sagu mutiara ditambah irisan pisang yang dikukus. Sangat menyegarkan di cuaca Makassar yang terik ini. 

Apakah sebanding untuk penukar es pisang ijo?  Hmm, mending makan dua-duanya deh. :)

Friday, March 25, 2016

BERTEMU SASHI, LIA DAN ES KRIM DI SURABAYA

Selalu ada yang pertama. Begitu juga untuk urusan tugas kantor yang berangkat dini hari. Jam 02:30 saya berangkat ke bandara. Perjalanan darat yang panjang bisa digunakan untuk tidur dan dilanjut di pesawat.

Tiba di Juanda, langit cerah. Kami dijemput dan langsung diantar ke tempat tugas. Baiklah. Jam delapan lewat sedikit, tugas cuap-cuap dimulai.

Sore hari, kami baru diantar ke Hotel Garden Palace dan ternyata hotel ini berada di samping es yang ngetop itu, es krim Zangrandy. Cakeuppp.


 Langsung teringat Sashi, keponakan yang kuliah di Surabaya dan Lia, temen tulis-menulis. Kontak-kontakan dengan mereka dan senangnya, mereka setuju janjian makan es krim besok sore.

Jadilah pertemuan itu, pertemuan kedua dengan Lia. Pertemuan pertama terjadi bertahun-tahun silam di Bandung. Ceritanya masih banyak dan kegiatannya juga tidak berkurang. Eh, kok ku enggak ditawarin proyek nulis-nulis sih? Hihihi.


Sashi datang kemudian. Ini anak tambah seperti bule aja, dengan kemeja kotak-kotak warna merah cerah.    

Pesanan es kami tiga macam. Sejak coba es krim model cake ini, saya selalu memesan jenis yang ini dengan rasa beda-beda. Kali ini Cassata, perpaduan cokelat, vanila dan stroberi. Es krim jadul seperti ini susah kalau dibandingkan dengan es krim yang sekarang banyak dijumpai. Ada rasa yang beda. Dan pastinya es krim seperti ini punya penggemar khusus. 
 

YANG SERU DI MAKASSAR (2): MIE TITI

Kunjungan yang susah untuk dilewatkan selama di Makassar adalah Mi Titi. Tempat makan ini merupakan cabang dari nama yang sama di Jalan Irian. Mi Titi di Jalan Datu Museng ini berada dalam Kawasan Kuliner Makassar, tidak jauh dari Pantai Losari.




Mungkin karena sudah terkenal, pengelola tempat makan ini tidak perlu lagi menunjukkan menu yang  tersedia. Seperti malam itu, ketika kami datang, yang ditanyakan pelayannya, "Mau pesan apa?" Jawaban kami serentak, "Adanya apa aja?" Setelah disebutkan beberapa pilihan yang jumlahnya terbatas, amat terbatas, kami memilih mi titi seafood dan ayam. Satu porsi ditujukan untuk satu orang.

Sambil menunggu pesanan, kami melihat tamu-tamu lain yang asik menyantap. Mereka menungkan bersendok-sendok saos tomat yang ada di meja ke dalam piring, sehingga kuah mi titi menjadi merah. Setiap suapan disertai sebuah acar rawit. Wuih, mantap benar rasanya.

Pesanan kami tiba. Satu porsi mi titi seafood, terdiri dari mi yang digoreng kering hingga bunyi kriuk-kriuk ketika digigit, lalu dituang semacam capcay. Untuk seafood ada udang, cumi, ikan, irisan bakso dan sayuran. Sedangkan yang ayam, tentunya daging ayam dan sayuran. dari sisi tampilan, mi titi seafood lebih menggugah selera.
Tutup mangkok yang berisi saos tomat dibuka, tapi tidak ada yang mengambil hingga bersendok-sendok, palingan satu sendok aja. Acara cabe rawit? Ternyata semua sepakat, rawit yang diacar itu tidak pedas, tapi memberikan rasa asam segar yang berbeda. Cocoklah dengan mi titi yang panas. Sluurrrp.

Ini satu lagi makanan yang perlu dicari setiap kali ke Makassar. 

Thursday, March 24, 2016

YANG SERU DI MAKASSAR (1): LAE-LAE



Ini  menjadi perjalanan tugas kantor yang menyenangkan karena bisa disisipkan wisata kuliner yang seru-seru. Terlebih karena lokasi hotel Best Western Plus Makassar Beach, tempat kami menginap dekat Pantai Losari dan Kawasan Kuliner Makassar. Ehemmm. 




Hari pertama di Makassar, tujuan kami ke Lae-lae di Jalan Datu Museng. Masih teringat kunjungan pertama ke sini, bertahun-tahun silam. Tempat makannya terbatas dan sebagian tamu duduk di dalam bagian rumah. Restoran besar di seberangnya yang menyajikan makanan serupa, menjadi kompetitor nyata. Ah, tapi itu dulu. Sekarang restoran besar di seberang Lae-lae tampak sepi. Lae-lae sendiri sudah mengalami perubahan. Areal makannya menjadi lebih luas, dengan penampakan terbuka. Dua tandan pisang tergantung di dekan pintu masuk, seperti dulu juga. Eh, yang dinamakan pintu masuk itu sebenarnya pintu pagar.






Pesanan kali ini agak-agak kalap. Dua ekor ikan, cumi dan telur ikan plus sayur-sayur untuk kami berempat. Ikan bakar dan goreng. Yang pertama kali muncul setelah air minum adalah sambal. Tiga jenis sambal untuk setiap tamu disajikan dalam tiga mangkok alumunium di atas baki plastik. Ada sambal tomat, terasi dan satu lagi sambal yang terasa tauco.






Pesanan selanjutnya yang tiba di meja sayur, berikutnya baru pesanan utama. Aroma ikannya meruap kemana-mana, terlebih karena tamu-tamu lain juga pesan menu yang serupa. Tentu saja! Di Lae-lae ini sajian utamanya ikan dan sahabat karibnya. 






Cumi asam manis datang dengan aroma yang berbeda. Cumi yang telah digoreng dituangi saos asam manis yang terasa sarat  jeruk, menambah segar rasa makanan ini. Sayang, perlu sedikit perjuangan untuk mengunyah cumi ini.  






Telur ikan diolah dengan potongan cabe, tomat dan bawang. Satu porsi bisa dinikmati beramai-ramai. Agak berjuang kami menghabiskan makanan yang ada. Hingga akhirnya, telur ikan, kangkung dan sambal yang tersisakan.








Kapan punya kesempatan ke sini lagi?