Monday, March 1, 2021

Sempat Bahagia

Setelah pengunduran waktu beberapa kali, akhirnya terjadi juga pertemuan online bersama teman-teman sekolah zaman dulu. Total semua ada lima orang dengan latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Namun karena pertemuan ini atas desakan super kuat dari Melati, teman-teman lainnya langsung paham bahwa Melati ingin sampaikan uneg-uneg. Eh, selama ini pun di WAG, Melati yang paling banyak uneg-unegnya.

Melati duduk manis menghadap laptop. Hmm, menandakan ia benar-benar menyiapkan waktu untuk pertemuan zoom ini.

Aster mengenakan sweater dan berada di halaman rumahnya di daerah Dago Atas, Bandung. Ia hanya tampak sesekali dengan gunting ranting di tangannya.

Tulip sudah berada di kantor nyamannya di daerah Simpang Lima, Semarang.

Dahlia masih sarapan yang kesiangan.

Saya juga muncul sesekali, setelah satu baju selesai disetrika. 



Kehebohan saling sapa hanya berlangsung sebentar, lagian kami sudah biasa sapa-sapa di WAG. Lalu Melati mengambil alih percakapan, "Eh, aku sebel deh!" Begitu kalimat pembukanya. 

JENG JENG JEEENNNGGG

Uneg-uneg Melati pertama tentang tidak ada orang yang membantunya mengangkat galon air ke dispenser. 

Aster dengan suaranya yang lembut mengajari Melati untuk menuang sebagian air dalam galon ke wadah lain sampai Melati kuat mengangkat galon berisi air sisa ke dispenser. Sebenarnya itu cara yang praktis untuk dilakukan, tetapi apa komentar Melati? 

"Ah, malas. Nanti musti angkat galon berkali-kali dong karena isinya sedikit. Harus ngepel air yang tumpah."

Aster pun diam. Yang lain juga diam. Malas deh ngejawab.

Ada lagi uneg-uneg Melati tentang ketiga anaknya yang tidak mau membereskan kamar, kantornya yang jauh, dinding rumah yang rembes, kucing tetangga yang sering pup di halaman rumah Melati, dan dua uneg-uneg lainnya.

Hanya sebagian dari uneg-uneg itu yang ditanggapi teman-teman lain dengan solusi praktis, tapi sayangnya Melati punya segudang alasan untuk menihilkan solusi itu dengan suaranya yang manja (baca: ngeselin).

Hingga tiba-tiba terdengar suara berat milik Tulip. "Eh, elo masih sempat bahagia kan?"

Yang lain pun tegang menunggu reaksi Melati, tapi ia hanya diam, sampai akhirnya dia izin pamit mau mandi. Dan bubarlah zoom kitah.

Well, keluhan hanya akan memberatkan hidup. Pilihan ada di kita, mau mencari dan menjalankan solusi atau sibuk mengeluh. Kamu pilih yang mana?


No comments:

Post a Comment