Siang dan ajakan makan itu perpaduan yang klop sekali. Seperti siang itu, tiba-tiba dapat ajakan makan kambing bakar Cairo di seputaran Kelapa Gading. Saya nurut dan patuh, hehehe.
Sebenarnya kambing bakar belum menjadi menu yang saya hunting mati-matian, mungkin karena khawatir level kolesterol badan yang cenderung tinggi. Dan saya sudah tidak ingat lagi terakhir kali makan kambing bakar, palingan sate dan sop kambing.
Lokasi resto tidak sulit ditemukan. Berada di antara deretan ruko yang digunakan untuk area makan, toko dan kantor. Tampilan depan yang sederhana, tidak ada ciri yang menonjol. Tapi untuk lain kali, saya tahu yang menjadi penanda lokasi resto ini: toko kue Manon. Iya, hanya berjarak beberapa ruko, ada toko kue Manon. Sudah, sudah, sekarang kita bahas kambing bakar Cairo.
Tempat makan ini menampilkan tagline 'Terlezat ke-2 se Timur Tengah'. Mengapa kedua? Pasti yang pertamanya ada di Cairo. Meja dan kursi kayu di sediakan untuk pengunjung yang saat itu ada dua meja terisi. Selain kambing bakar, resto ini juga menyajikan soto, gulai, tongseng dan lain-lain.
Sesuai dengan saran pelayan, saya memesan paha, entah paha kiri, kanan, depan atau belakang. Ketika pesanan datang, terdengar suara sizzling yang heboh dan aroma yang hangat. Potongan paha itu terlihat naked, tampil apa adanya.Tidak terlihat bumbu yang menempel pada saat proses pembakaran. Paha kambing ini disajikan dengan dua piring kecil, satu piring berisi kecap, merica dan cabe dan piring kecil lainnya berisi irisan tomat, jeruk limau dan timun.
Seperti yang tertulis, menu ini dinyatakan rendah kolesterol. Dagingnya empuk dan mudah sekali terlepas dari tulang. Sepertinya daging ini direbus dengan rempah-rempah sebelum akhirnya dibakar, sehingga tidak tercium bau kambing yang suka mematikan selera makan. Dan kambing bakar ini cocok sekali dicocol ke dalam kecap yang dicampur merica dan cabe.
Masih takut makan kambing bakar?
No comments:
Post a Comment