Ari membereskan sarung yang
baru dipakainya untuk sholat taraweh.
“Ri…
Ari!”
Ari
menoleh. “Apaan?”
Fuad
berlari dari pintu mushola. “Ke
lapangan, yuk? Beli petasan,” kata Fuad
sambil menyampirkan sarung ke pundak.
Ari
mengecek koin yang ada di saku celana.
Ia menghitung jumlah uang dengan cepat sebelum menjawab, “Ayo!” Ari dan
Fuad berjalan penuh semangat menuju lapangan di dekat mushola. Dari mushola
sudah terdengar berbagai bunyi letusan petasan. Langit malam pun penuh dengan
aneka warna kembang api.
Ari
dan Fuad menghampiri penjual petasan yang duduk di dekat pohon nangka. Sebuah lilin pendek yang menyala terletak di atas
keranjangnya. “Mang, petasan putar. Dua,” kata Fuad.
Penjual itu mengangkat lilin, lalu menyibakkan lembaran
kertas koran yang menutupi isi keranjang.
Ia
mengambil dua kotak kembang api. “Petasan abis.
Sisa kembang api yang biasa.
Mau?”
“Yah… Cepet amat
abisnya, Mang,” keluh Fuad.
Baca cerita lengkap di Majalah Bobo.
Judul: Kembang Api Lempar
Penulis: Erna Fitrini
Majalah: BOBO 18 XLI 8 Agustus 2013
No comments:
Post a Comment