Wednesday, October 3, 2012

Tunas Integritas

Setelah menerbitkan modul antikorupsi untuk kalangan pelajar dan mahasiswa, Komisi Pemberantasan Korupsi meluncurkan buku seri bacaan anak berjudul "Tunas Integritas" dengan sasaran jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Peluncuran buku seri yang terbit berkat kerja sama antara KPK dan Forum Penulis Bacaan Anak (FPBA) ini dilakukan oleh Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas, Selasa (2/10),di auditorium KPK, JL. HR. Rasuna Said, Jakarta, disaksikan para jurnalis, penulis buku, dan perwakilan dari Kemendiknas, BKKBN, dan Kemenag.

“Buku seri ini terdiri atas enam paket yang masing-masing berjudul Wuush, Byuur, Ungu di Mana Kamu?, Ya Ampun!, Ini, Itu?, dan Hujan WarnaI-warni,” ungkap Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat (Dikyanmas) KPK, Dedie A. Rachim.

Kolaborasi KPK dan FPBA dalam penerbitan buku ini diawali dengan training dan workshop antikorupsi yang dilaksanakan di Bandung pada akhir 2011, yang diikuti para kreator bacaan anak. Buku yang merupakan komitmen dan upaya para kreator bacaan anak dalam pemberantasan korupsi ini memunculkan karakter Keluarga Kumbi (dung beetle). "Jika kumbang berperan besar dalam membuat kondisi tanah kondusif bagi pertumbuhan tunas tanaman, maka KPK dan FPBA lewat seri 'Tunas Berintegritas' ini berusaha memberikan stimulasi bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh dengan nilai-nilai integritas," papar Dedie.

Menurutnya, kegiatan ini dalam rangka melaksanakan perintah undang-undang bahwa dalam upaya pencegahan korupsi, KPK harus melakukan pendidikan antikorupsi pada semua jenjang pendidikan. “Anak-anak yang saat ini berusia 4-5 tahun harus dibekali dengan sebuah senjata untuk melawan korupsi,” tambah Dedie. Menurutnya,

Sementara itu, Ketua FPBA, Ari Nilandari, menjelaskan bahwa buku-buku yang diterbitkan berkaitan dengan penanaman sejak dini sembilan nilai integritas melalui buku cerita. Keunggulan buku ini adalah dalam satu paket terdapat lima genre, yakni fabel, realistis kontemporer, dongeng, cerita fantasi, aktivitas anak. “Juga ditambah interaktif,” lanjut Ari.

Setiap buku memiliki style dan ilustrasi yang berbeda-beda agar dapat memberikan stimulasi visual bagi anak-anak. Yang terpenting, tambah Ari, cerita yang disajikan dalam buku ini bersifat menghibur dan tidak menggurui. “Kami pikir untuk anak-anak adalah bukan lagi cerita yang isinya terlalu berat pesan moralnya, sehingga anak-anak susah menikmatinya,” tambahnya. Dalam setiap buku juga diselipkan puisi-puisi untuk mengasah kebahasaan anak.

FPBA sendiri merupakan organisasi nirlaba yang beranggotakan penulis, ilustrator, editor, desainer, penerbit, partisipan, wartawan, media, dan pemerhati bacaan anak. Sejak resmi berdiri pada 2 mei 2010, FPBA memiliki anggota lebih dari 2000 orang.

(Humas KPK)
http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=3089

No comments:

Post a Comment