Saturday, February 26, 2011
Pengiriman Naskah Bobo
Syarat Teknis Penulisan Naskah Cerita
1. Font: Arial
2. Ukuran font: 12
3. Jarak baris: 1,5
4. Banyak kata: 600 – 700 kata untuk cerita 2 halaman
250 – 300 kata untuk cerita 1 halaman
5. Di bawah naskah cerita tersebut, cantumkan:
a. Nama lengkap
b. Alamat rumah
c. Nomor telepon rumah/kantor/ handphone
d. Nomor rekening beserta nama bank, dan nama lengkap pemegang rekening bank tersebut (seperti yang tertera di buku bank) Untuk pembayaran honor pemuatan dari majalah Bobo.
6. Lampirkan biodata singkat yang berisi poin nomor 5, tempat tanggal lahir, riwayat pendidikan, dan pekerjaan.
7. Naskah berserta biodata bisa dikirimkan via pos, ke alamat:
Redaksi Majalah Bobo
Gedung Kompas Gramedia Majalah Lantai 4
Jalan Panjang No. 8A, Kebon Jeruk, Jakarta 11530
Syarat Umum Penulisan Naskah Cerita
1. Cerita harus asli, tidak menjiplak karya orang lain.
2. Cerita tidak mengandung unsur kekerasaan, pornografi, atau yang menyinggung SARA
(suku, agama dan ras)
3. Tingkat kesulitan bahasa, kira-kira yang bisa dimengerti oleh anak kelas 4 SD.
4. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik.
5. Kata-kata berbahasa asing/daerah atau dialek tertentu, diketik dengan huruf italic.
6. Alur cerita dan permasalahan cocok untuk anak-anak usia SD.
7. Penulis yang naskahnya diterima, akan mendapat honor setelah ceritanya dimuat, dan kiriman majalah Bobo sebagai nomor bukti pemuatan cerpen.
8. Naskah yang tidak diterima, tidak akan dikembalikan. Diharapkan penulis menyimpan naskah asli.
9. Berhubung banyaknya naskah yang dikirim ke redaksi Majalah Bobo, maka waktu penantian pemuatan cerita bisa memakan waktu minimal 4 bulan.
10. Penulis yang ingin menarik kembali naskahnya untuk dikirim ke majalah lain, diharapkan
pemberitahuannya terlebih dahulu ke redaksi Majalah Bobo, agar tidak terjadi pemuatan ganda.
Friday, February 25, 2011
Kaus Jeruk Sunkist
Akhirnya Deyan mendapatkan kaus bergambar pesawat tempur yang sudah lama diidamkan. Oh, kenapa warnanya terang begini? Berbagai cara dilakukan untuk mengaburkan warna aslinya. Tetapi usahanya tidak berhasil. Suatu ketika, berkat ketrampilan berpikir cepat, Deyan mampu menemukan cara yang jitu. Apakah itu?
Judul: Kaus Jeruk Sunkist
Penulis: Erna Fitrini
Majalah: Bobo No. 46 Tahun XXXVIII 24 Februari 2011
Monday, February 21, 2011
Buaya Juga Menangis
Judul: Air Mata Buaya
Ilustrator: Gina
Cetakan: Pertama, 2010
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Saturday, February 19, 2011
Janji Khusus sebelum Pulang
Anas sudah menjawab seluruh soal ulangan ketika bel tanda istirahat berbunyi. Dia juga sudah memeriksa seluruh jawabannya. Jadi, ketika Bu Isnaniah mendatanginya, Anas bisa menyerahkan lembar jawabannya.
Farhan, yang duduk disampingnya mengomel pelan. “Huh, pasti nilaiku jelek. Semalam ku cuma belajar sebentar. Habis, PR matematika banyak sekali.”
“Hah? Emang ada PR matematika? Yang mana?” tanya Anas kaget.
“Halaman 27. Dari nomor satu sampai nomor sepuluh,” jawab Farhan sambil berjalan keluar mengikuti murid-murid lain. Hanya Anas yang berada di dalam kelas.
Anas buru-buru mengeluarkan buku pelajaran dan buku tulisnya dari dalam tas. Dibacanya petunjuk soal dengan hati-hati. Hmm, soal tentang luas dan keliling segitiga. Soal nomor satu sampai nomor tujuh dengan lancar dijawab. Tapi Anas mulai kesulitan mengerjakan soal nomor delapan dan seterusnya.
Diketahui alas segitiga siku-siku 6 cm dan sisi miringnya 10 cm, kemudian yang ditanya luas segitiga. Halah, gimana nih? Rumus luas segitiga kan setengah alas dikali tinggi. Kenapa hanya alasnya yang disebut, sedangkan tingginya tidak disebut? Anas menggaruk-garuk kepala. Diliriknya jam tangan. Lima menit lagi waktu istirahat habis. Terbayang wajah Pak Ronaldi yang marah ketika ada murid yang tidak mengerjakan tugas. Hiii, seram.
Tiba-tiba seorang anak laki-laki gemuk melintas dan berdiri di sampingnya. “Nah, baru bikin PR ya?” tanya anak laki-laki itu meledek.
Anas belum pernah bertemu dengannya, mungkin ini murid baru di kelas sebelah. “Eh, kamu siapa?”
“Hahhaha, gak kenal ya? Dibyo. Juara lomba Matematika tahun lalu,” jawab Dibyo bangga.
Anas menyebutkan namanya. Dia memandang Dibyo sebentar. Hmm, Dibyo sama sekali tidak memiliki tampang seperti jago matematika. Tapi, coba aja deh, pikir Anas. “Bisa jawab soal nomor delapan?” Anas menggeser buku matematikanya. “Gimana hitungnya?” lanjut Anas.
“Sini aku lihat.” Dibyo membaca soal dengan cepat. “Ah, ini sih gampang.” Dibyo langsung menulis cara pemecahan soal nomor delapan di kertas terpisah. Tulisannya besar-besar dan naik-turun. “Cari tingginya pakai rumus Phytagoras.”
“Oh iya, Phytagoras!” seru Anas. “Baru inget. Trims, Dib.”
“Lain kali, ku bantu lagi kamu mengerjakan PR matematika di sekolah,” kata Dibyo sebelum berjalan ke luar kelas.
Anas mengangguk dan langsung mengerjakan tiga nomor yang terakhir dengan cepat. Tugas matematika selesai bersamaan dengan bunyi bel tanda jam istirahat berakhir.
Ketika membalik buku tugas milik Anas, Pak Ronaldi menemukan kertas yang tadi dipakai oleh Dibyo. “Ini tulisan siapa, Nas?” tanya Pak Ronaldi.
“Dibyo, Pak. Murid kelas sebelah,” jawab Anas.
“Di sini tidak ada siswa yang bernama Dibyo.” Pak Ronaldi mengerutkan kening sambil terus melihat tulisan di kertas.
“Gak ada yang nama Dibyo, Nas,” kata Farhan sambil menggeleng.
“Ada, Pak. Tadi dia ke sini. Katanya, dia pemenang lomba matematika tahun lalu,” kata Anas.
Pak Ronaldi tersenyum. “Sekolah ini belum pernah mengirimkan wakil untuk ikut lomba matematika, apalagi menjadi juaranya. Bapak harap tahun ini, kita bisa mengirimkan wakil untuk ikut lomba matematika.”
Anas tidak lagi memperhatikan kalimat Pak Ronaldi. Jadi siapa yang tadi membantuku? Apa anak tadi berbohong? Apa dia itu…? Ah, tidaaaaak! Anas ngeri membayangkan kemungkinan jelek.
Saat berdoa sebelum pulang, Anas menambahkan sebuah janji khusus, ”Aku akan mengerjakan seluruh PR di rumah. Aku tidak mau lagi dibantu oleh orang yang tidak jelas. Sungguh, aku kapok.”
Saturday, February 12, 2011
Janji Khusus sebelum Pulang
Anas terpaksa mengerjakan PR matematika di sekolah dan semua berjalan lancar sampai nomor 7. Anas mulai menemui kesulitan di nomor delapan dan seterusnya. Tiba-tiba seorang murid datang membantunya mengerjakan soal-soal itu. Tetapi teman-teman dan guru sekolah tidak kenal anak itu. Jadi, siapakah yang tadi membantu Anas mengerjakan PR?
Judul: Janji Khusus sebelum Pulang
Penulis: Erna Fitrini
Majalah: BOBO No. 43 Tahun XXXVIII 3 Februari 2011
Friday, February 11, 2011
The Big Stone
While taking a rest after hunting, Irimiami found a big stone. The stone could burn his deer and make it delicious. Irimiami told his wife about the stone. Curious, both of them checked the stone together. And they found something unusual. What was that?
Title: The Big Stone
Retold by: Uncu Nana
Magazine: C'nS Junior Edition 89 Volume VIII February 2011