Monday, January 5, 2015

Teman dan Teman



Media sosial menghubungkan kembali silaturahim dengan teman-teman lama. Teman-teman saat sekolah dulu, teman jalan dan teman main. Pertemuan demi pertemuan terjadi.

Satu teman secara berapi-api menceritakan bisnis yang digeluti dan berupaya mengajak teman-teman lain masuk ke dalam lingkaran bisnisnya. Satu teman secara teliti mengomentari hal-hal yang perlu diperbaiki dari teman-teman lain dengan caranya yang sering membuat hati, mata dan telinga kecut. Satu teman dengan gayanya yang khas berbagi pengalaman hidupnya yang terbayangkan seperti maenan putaran untuk hamster-putar terus, enggak pakai jeda. Satu teman berbagi kisah sukses keluarganya. Satu teman secara aktif mendorong teman-teman lain bercerita tentang keberhasilan mereka. Multiragam.

Tidak sedikit pula teman yang mengusulkan pendirian usaha bersama, seperti koperasi, bahkan sudah mulai menentukan fungsi masing-masing. Tanggapan saya saat itu jelas, walau membuat beberapa teman mengerutkan jidat. Iya, saya katakan akan ambil bagian di fungsi/bidang rohani. Pertanyaan-pertanyaan gencar tersembur: "Apa tugasnya rohani itu?" "Sejak kapan ada fungsi seperti itu?" Tugasnya jelas. Mengaamiinkan dengan tulus segala rencana baik.

Di antara hiruk pikuk itu, ada juga pertemuan yang mengingatkan tentang kekonyolan masa lalu dan yang memberi kesempatan untuk menjelaskan kejadian kala itu, seperti tukaran nama (Erna dan Eka) kala dipanggil guru olah raga. Menyemburkan minuman di mulut ke teman yang super-duper menjengkelkan. Ups!


Selanjutnya ada pertemuan dengan teman-teman baru
yang terjalin berkat  media sosial ini. Pertemuan yang terjadi pun cukup intens karena terkait suatu proyek (baca: usaha).

Pertemanan yang akrab dengan satu kelompok bisa sedikit melonggarkan hubungan dengan teman lainnya. Maafkan. :( Ini terjadi semata-mata karena kurang pandai menjaga keseimbangan.

Lalu, apa artinya?
Teman yang datang dan menetap.
Teman yang datang dan pergi.
Namun keduanya meninggalkan warna indah pada perjalanan hidup. They are as precious as gold.

Bagian berat dari suatu pertemuan adalah ketika kita mengucapkan salam perpisahan, tanpa bisa mengucapkan salam pertemuan kembali.

No comments:

Post a Comment