Wednesday, May 26, 2021

Harusnya Air Kelapa Muda, Eh?

Sepulang jalan pagi, saya mampir sebentar di kios kelapa untuk beli air kelapa. Di kios ini tersedia kelapa parut dan santan. Namun ketika ada yang hendak membeli air kelapa, penjual bisa mengambilkan dari kelapa yang belum dibelah.

Bapak penjual yang biasa melayani sedang tidak tampak. Hanya ada Ibu penjual yang sedang ngobrol asik dengan dua pembeli.

Setelah mendengar pesanan saya, ibu penjual bertanya, "Mau yang muda atau tua?"

"Mana-mana." Saya menyerahkan selembar uang duaribu. 

Satu pembeli yang pakai blus merah langsung menoleh. "Eh, enggak bisa terserah gitu. Tergantung masakannya."

Saya bersiap menjawab, ketika pembeli berbaju batik berujar dengan suara sopran.

"Iya, jangan masa bodoh. Untuk masak ... (ia menyebut kata yang mungkin nama masakan) harus pakai air kelapa tua. Kalo bacem, harus pakai air kelapa muda."

"Ah, yang agak tua juga enggak kenapa-napa," sergah si baju merah.

"Musti yang muda biar berasa manis, sedep!" bantah si batik.

Nah lho, saya jadi malas menjawab.

Dua pembeli tadi masih terus mempertahankan pendapatnya dan seringkali menggunakan bahasa daerah yang saya tidak mengerti. 

"Emang mau masak apa?" tanya penjual sambil memberikan seplastik air kelapa.

"Buat bikin pupuk." 

Ibu penjual itu tertawa besar.




Berikut resep MOL yang saya dapat dari akun youtube Kebun Indra Tarigan.

Bahan-bahan:

1 kg sampah buah dan sayuran yang diblender halus

1 l air kelapa

1 l air beras (bisa diganti dengan 2 sdm tepung beras + 1 l air sumur)

100 gr molase/gula

Cara buat:
Campur semua bahan dan simpan dalam wadah bertutup rapat dan gelap (terhindar dari cahaya)
Simpan selama 2 minggu, setiap hari tutup wadah dibuka 1-2 detik untuk mengeluarkan gas (agar tidak meledak)

Cara pakai:
Campur 30 ml MOL dengan 1 l air.
Siram ke media tanam sekali dalam 2 minggu.





No comments:

Post a Comment