Friday, February 26, 2021

Putus Mata Rantai Anemia

Siang itu sepulang sekolah seharusnya saya rekaman acara ansambel di stasiun TV. Pakaian seragam dan segala perlengkapan lain sudah saya siapkan sehari sebelumnya. Acara rekaman ini sudah ditunggu-tunggu karena merupakan kesempatan bertemu teman-teman dari SMP lainnya.

Namun, rencana berantakan.

Pada hari itu saya harus pulang cepat, sebelum jam pelajaran usai. Saya mendadak pusing dan lemas. Mata berkunang-kunang. Saya sempoyongan saat berdiri dan badan seperti akan tumbang saat duduk tanpa bersandar. Memang itu hari pertama menstruasi, tetapi biasanya saya masih bisa berkegiatan seperti biasa. Kali ini benar-benar berbeda.

Menjelang sore, saya periksa ke dokter dan hasilnya saya anemia. Penjelasan dokter yang panjang tidak terlalu saya mengerti ketika itu. Saya masih pusing. Kala itu yang tertangkap anemia berarti kurang darah.

Itu dulu. Sekarang dengan banyaknya informasi baik yang beredar, saya tidak mau salah lagi dalam menjalankan gaya hidup. Pengalaman di masa remaja merupakan pelajaran penting bahwa anemia bukan masalah enteng.

Anemia ternyata merupakan tantangan lintas generasi, dari anak-anak sampai orang dewasa bisa mengalaminya, menurut Dr. dr. Diana Sunardi., M. Gizi, Sp.GK dalam video yang berjudul Peran Nutrisi dalam Tantangan Kesehatan Lintas Generasi. Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas 2013, anemia banyak dialami oleh balita, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan dewasa lainnya. Ini benar-benar menjadi pekerjaan besar untuk mengatasinya.

Anemia terjadi karena kurangnya hemoglobin dalam sel darah merah. Standar Jumlah kadar hemoglobin normal pada setiap orang berbeda-beda tergantung kelompok umur dan jenis kelamin. Berikut pembagiannya seperti yang dijelaskan oleh  dokter Diana Sunardi yang merujuk pada WHO, 2011.


Sumber gambar: Youtube Nutrisi Bangsa

Dalam klasifikasi usia, seseorang dinyatakan mengalami anemia jika kadar hemoglobin di bawah 11mm/dl pada anak balita, 11,5 mm/dl pada anak usia 5-11 tahun, 12 mm/dl pada anak usia 12-14 tahun, 11 mm/dl pada ibu hamil, dan 13 mm/dl pada laki-laki usia 15 tahun ke atas.

Seperti diketahui, hemoglobin merupakan protein kaya zat besi dalam darah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan hemoglobin, tubuh akan kekurangan oksigen dan organ-organ tubuh tidak bisa bekerja optimal.  Itu sebabnya penderita anemia merasa mudah lelah, sakit kepala, dan sesak napas. Untuk lengkapnya, berikut ini gejala anemia.


Sumber gambar: Youtube Nutrisi Bangsa



Sumber gambar: Youtube Nutrisi Bangsa

Anemia bisa disebabkan banyak faktor, antara lain kekurangan zat besi, seperti yang saya alami dulu Anemia Defisiensi Zat Besi. Dalam jangka panjang anemia dapat menurunkan kebugaran dan daya tahan tubuh sehingga berpeluang besar terkena infeksi.

Jika tidak cepat diatasi, anemia pada ibu-ibu hamil dapat menyebabkan preeklamsia, infeksi, gangguan fungsi jantung, kelahiran prematur, pendarahan pasca melahirkan, dan gangguan pertumbuhan janin. Ibu yang mengalami anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal dan tumbuh kurang optimal (stunting). 

Sebenarnya kebutuhan zat besi pada setiap orang tidaklah banyak, di bawah 18 mg, hanya saja ada rintangan dalam pemenuhannya. Menurut dokter Diana Sunardi penyebab anemia defisiensi zat besi salah satunya berasal dari asupan makanan yang didominasi oleh pangan nabati. Padahal kita tahu, sumber zat besi yang mudah diserap tubuh adalah zat besi hewani, seperti daging ayam, daging sapi, hati, dan ikan. Sedangkan sumber zat besi nabati, seperti brokoli, kedelai, bayam, dan daun singkong, dapat diserap tubuh jika dikonsumsi bersamaan dengan unsur-unsur yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C. Kemudian unsur-unsur seperti tanin dapat menghambat proses penyerapan zat besi oleh tubuh. Jadi sangat tidak dianjurkan minum kopi atau teh setelah makan karena kopi dan teh mengandung tanin yang dapat mengganggu proses penyerapan zat besi.

Pemerintah tidak tinggal diam melihat masalah kesehatan ini. Upaya pengentasan masalah anemia ini dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pihak swasta. Danone Indonesia, sebagai perusahaan besar dengan moto One planet, One Health juga berperan dalam mengatasi masalah anemia.

Dalam upaya memutus mata rantai anemia, Danone Indonesia memproduksi produk-produk yang mengadung zat besi. Susu bubuk SGM Bunda yang ditujukan untuk ibu-ibu hamil mengambung kombinasi unik zat besi dan vitamin C. Seperti dibahas sebelumnya, vitamin C membantu proses penyerapan zat besi oleh tubuh. Susu pertumbuhan  Milkuat yang ditujukan untuk anak, mengandung 10 vitamin dan zat besi yang diperlukan anak untuk pertumbuhan yang optimal. Dan masih ada produk-produk lain yang bermanfaat untuk memutus mata rantai anemia.  

Seperti yang dijelaskan Bapak Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director, Danone Indonesia memiliki langkah-langkah nyata untuk meningkatkan kesehatan Indonesia. Perusahaan ini tidak hanya menciptakan produk-produk yang baik untuk kesehatan, tetapi juga mengomunikasikan dan menginspirasi masyarakat agar masyarakan memiliki kebiasaan makan yang lebih baik.


Sumber gambar: Youtube Nutrisi Bangsa

 

Beliau meyakinkan bahwa masalah gizi di Indonesia tidak semata-mata karena masalah ekonomi, tetapi kurangnya pengetahuan tentang makanan sehat. Oleh karena itu Danone Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti kementerian, pemerintah daerah, universitas, dan rumah sakit untuk mempromosikan makanan bergizi melalui berbagai kegiatan.

Salah satu kegiatan yang dilakukan Danone Indonesia adalah menyusun buku GESID yang bertujuan untuk mengedukasi remaja tentang pentingnya makanan bergizi dalam membentuk generasi cerdas. Danone juga hadir di Taman Pintar Yogyakarta untuk mengedukasi bidang kesehatan dan gizi. Selanjutnya, Danone melibatkan lingkungan internal dengan menugaskan sebagian dari karyawan menjadi Duta 1000 pelangi. Para Duta 1000 Pelangi ini diberi pelatihan dan selanjutnya mereka akan meneruskan pengetahuan yang dimiliki untuk mengedukasi masyarakat lebih banyak lagi.

Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan bersama pihak-pihak lain, Danone Indonesia berhasil menurunkan angka stunting sebesar 4,3 % hanya dalam waktu 6 bulan! Jadi Danone Indonesia benar-benar berkomitmen pada bisnis yang dijalankan dengan memperhatikan kesehatan masyarakat.

Nah, sejak kecil saya lebih memilih sayuran daripada daging. Segelas susu yang disediakan setiap pagi sering saya tuang ke mangkuk tempat makan kucing. Alhasil, saat SMP dulu saya mengalami anemia defisiensi zat besi.

Pelajaran ini semoga tidak terulang.

Perhatikan dan perbaiki asupan gizi mulai sekarang agar hidup lebih berkualitas.


No comments:

Post a Comment